MAKSIAT DAN IBADAH. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata : العَاصِي الخَائِف خَيرٌ مِنَ العَابِدِ المُتَكَبِّرِ “Pelaku maksiat yang takut kepada Allah lebih baik daripada ahli ibadah yang sombong.” 📚 Aniisul muhibbin 106 📺 Twitter : salafittiba AmilTugas Mulia, Teguhkan dengan Ibadah dan Akhlak Islam; Seorang guru di sekolah pernah berkata bahwa belajar antri lebih baik daripada belajar Matematika. Perkataan ini seharusnya dipahami oleh pengajar maupun orangtua. Ahli Tahajjud Memiliki Wajah “Menawan” - 59943 Views [DOWNLOAD] Naskah Khutbah Idul Fitri 1435 Hijriyah - 48787 Yangahli ibadah, jangan menganggap hina para ahli maksiat." Karena Kata Imam Malik Radhiyallahu anhu: "Allah telah membagi amalan seseorang seperti Allah membagi rizki seseorang." Bisa jadi orang-orang yang kita anggap rendah, bisa jadi mereka lebih mulia dihadapan Allah daripada kita. Allohmemberikan kelebihan-kelebihan pada ahli maksiat Makin maksiat, makin berlimpah segalanya Setelah itu Alloh hancurkan, sehancur hancurnya Jangan heran, orang kafir kok sukses Jangan heran, ahli maksiat kok kaya Jangan heran, gak pernah ibadah kok berlimpah Itu semua bukan nikmat, tapi istijrad Seperti orang 26 Hai anakku! Apabila perut penuh, nescaya tidurlah fikiran, bisulah ilmu hikmah dan duduklah (malaslah) anggota tubuh daripada beribadah. (Ahli Hikma.) 27. Mata yang berasal dari unsur air memiliki sifat adil. Dengan melihat sinar mata seseorang, kita boleh mengetahui isi hatinya. S0rf. Ilustrasi ahli ibadah - Image from berbangga diri karena amalanmu Apalagi jika sampai merendahkan orang lain yang dinilai jauh lebih buruk dibandingkan dengan dirimu. Berikut adalah kisah yang menohok, saat Allah SWT mengangkat derajat ahli maksiat dan menghapus amalan ahli ada seorang lelaki dari kaum Bani Israil yang dijuluki Khali'. Khali adalah seorang yang gemar berbuat maksiat besar. Suatu ketika ia bertemu dengan 'Abid dari kaum Bani Israil. 'Abid adalah seorang yang ahli berbuat ketaatan dan di atas kepalanya terdapat payung Khali' bergumam, "Aku adalah pendosa yang gemar berbuat maksiat, sedangkan dia adalah 'abid-nya kaum Bani Israil, lebih baik aku bersanding duduk dengannya, semoga Allah memberi rahmat kepadaku."Kemudian berjalanlah Khali' tadi lalu duduk di dekat si 'abid. Lantas si 'abid pun bergumam, "aku adalah seorang 'abid yang alim, sedangkan dia adalah khali' yang gemar bermaksiat, layakkah aku duduk berdampingan dengannya?" Tiba-tiba saja si 'abid menghujat dan menendang si Khali hingga terjatuh dari tempat Allah SWT memberikan wahyu kepada Nabi Bani Israil dengan firmannya, "Perintahkan dua orang ini yakni 'abid dan khali' untuk sama-sama memperbanyak amal, Aku benar-benar telah mengampuni dosa-dosa khali', dan menghapus semua amal ibadah 'abid." Maka, berpindahlah payung mika yang dikenakan 'abid sang ahli ibadah kepada khali' sang ahli maksiat. Hikmah Kisah Khali' dan 'Abid Kisah sederhana ini nyatanya memberikan pelajaran yang mendalam serta cambuk bagi kita. Seringkali kita merasa bangga dengan ibadah dan amal saleh yang telah dikerjakan sehingga seolah mudah menghakimi orang lain buruk dan rendah. Sesungguhnya, saat kita berani menganggap orang lain lebih buruk dari kita, keimanan dan ketaqwaan kita masih dipertanyakan dan bahkan diragukan. Syekh Ibnu Athaillah dalam Kitab al-Hikam menegaskan bahwa, "Maksiat yang melahirkan rasa hina pada dirimu hingga engkau menjadi butuh kepada Allah, itu lebih baik dibandingkan dengan ketaatan yang menimbulkan perasaan mulia dan sombong atau membanggakan dirimu."Oleh sebab itu, hina dan butuh kepada Allah keduanya adalah sifat orang yang menghamba kepada-Nya. Sementara itu sifat mulia dan agung adalah sifat Tuhan, sehingga tidak ada kebaikan bagi seorang hamba yang taat tapi berbangga diri dan merasa agung selayaknya JUGAKisah Ahli Ibadah, Selama 220 Tahun Tak Pernah Maksiat, Tapi Mati dalam Keadaan KafirTawadhu-nya orang yang berbuat maksiat dan perasaan hina dan takut kepada Allah, itu lebih utama dibandingkan dengan takabbur-nya orang alim atau orang yang 'abid. Ibnu Athaillah membesarkan hati orang yang telah berbuat dosa supaya tidak putus asa terhadap ampunan Allah orang yang berdosa namun bertobat dengan penuh rasa hina dina dihadapan Allah itu dinilai lebih baik, dibandingkan dengan orang yang ahli ibadah yang merasa paling hebat, suci, dan mulia kemudian menjatuhkan orang-orang yang rendah menurut pandangannya. Rasulullah bersabda, "Jikalau kalian tak pernah berbuat dosa, niscaya yang paling saya takutkan pada kalian adalah yang lebih dahsyat lagi, yaitu 'ujub kagum pada diri sendiri." HR Imam AhmadSifat hina dina adalah wujud sifat menghamba yang seharusnya dimiliki oleh setiap umat Islam. Manusia akan sulit mengakui kehambaannya apabila ia merasa lebih mulia, sombong, ujub, hebat dibandingkan dengan lainnya. Naudzubillahi min dzalik. Semoga kita senantiasa dijauhkan dari sikap ujub atau membangga-banggakan diri dan merendahkan orang lain dengan mudahnya. Berikut adalah salah satu perkatan Imam An Nawawi mengenai cara untuk menghilangkan kebanggan diri yang bisa menjerumuskan kita. “Cara menghilangkan kebanggaan ialah dengan mengingatkan dirinya bahwa dia tidak mencapai hal itu dengan daya dan kekuatannya. Namun itu merupakan anugerah dari Allah ﷻ, dan tidak patut baginya untuk berbangga karena sesuatu yang tidak diciptakannya, semata-mata itu merupakan anugerah dari Allah ﷻ.” Imam an-Nawawi, at-Tibyân fî Adâb Hamalati al-Qur`ân, Dar el-Minhaj, halaman 70Memahami dan menyadari bahwa semua pencapaian dan semua amalan yang kita lakukan tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan Allah SWT membuat diri kita merendah dihadapan-Nya. Serta menjauhkan diri kita dari rasa ujub atau berbangga diri dan menilai orang lain lebih buruk. islam ahli maksiat ahli ibadah kisah hikmah ujub

ahli maksiat lebih mulia daripada ahli ibadah